Jumat, 29 Januari 2016

Serang Puluhan Warga, Wanadri KLB DBD


FOTO A GANTI1                               BANJARNEGARA – Desa Wanadri Kecamatan Bawang dinyatakan Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue (DBD). Penetapan status ini menyusul banyaknya warga yang terserang penyakit yang disebabkan gigitan  nyamuk Aedes aegepty. Apalagi ada warga yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Korban bernama Habibi Akbar (12) siswa kelas I SMP Negeri  3 Bawang.
Pengamatan Radarmas, permukiman penduduk yang terjangkit wabah DBD ini berada di depan Puskesmas Bawang 2 Desa Wanadri.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Puji Astuti mengatakan suatu wilayah dinyatakan KLB jika jumlah kasus DBD yang ditemukan dua kali lipat dari kasus sebelumnya. Dikatakannya, pada tahun 2015 di Wanadri ditemukan tiga orang penderita DBD. Namun kini jumlah warga yang suspect DBD mencapai 45 orang.
Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno menjelaskan dari 45 orang suspect DBD, 43 orang berasal dari Wanadri. Sementara satu orang suspect berasal dari Desa Wiramastra Kecamatan Bawang dan satu orang lagi berasal dari Desa Pucungbedug Kecamatan Purwanegara. Dari jumlah tersebut 20 orang dinyatakan positif DBD. Jika dibandingkan dengan kasus tahun lalu, terjadi peningkatan hingga berkali-kali lipat. Sehingga pihaknya menyatakan Wanadri KLB DBD.  “Ini sudah lebih dua kali lipat dari kasus sebelumnya. Terakhir 2015 tiga kasus. Apalagi sekarang sudah ada warga Wanadri yang meninggal dunia,” kata dia.
Penetapan status ini membawa konsekuensi para petugas harus selalu siap menghadapi kondisi darurat.  “Penetapan status ini untuk mengikat mindset agar semuanya selalu siaga. Tidak ada Sabtu, Minggu, semua harus siap.,” tandasnya.
Hingga saat ini suspect DB asal Wanadri masih dirawat di empat rumah sakit yaitu  RSUD, RSI, RS Emmanuel dan PKU Muhhamadiyah Merden. Karena pada saat itu kondisi darurat, banyak warga yang dilarikan ke rumah sakit meski tidak memiliki biaya. Hadi mengatakan bagi pemegang kartu Jamkesmas dan BPJS, biaya pengobatan akan gratis. Sementara bagi yang tidak mampu akan dicover melalui Jamkesda. Sedangkan warga miskin yang tidak memiliki Jamkesmas, BPJS Kesehatan dan Jamkesda, namun terjangkit DBD tetap akan dibiayai. “Nanti kita biayai. Jangan khawatir,” janjinya. Mengenai biaya, akan dicarikan sumber dananya. Alternatifnya antara lain melalui CSR rumah sakit yang bersangkutan.  Karena pasien dirawat di empat rumah sakit, pihaknya minta agar DKK segera berkoordinasi dengan keempat rumah sakit tersebut. “Saya minta Bu Puji berkoordinasi dengan rumah sakit tempat warga suspect DB dirawat. Saya minta besok sudah ada laporannya,: kata Hadi.
Ayah korban, Ahmad Muzyer (45)  mengatakan anaknya meninggal dunia setelah sakit selama enam hari. “Dari sakit sampai ajalnya enam hari,” kata dia. Habibi meninggal Rabu (27/1) di RS Emmanuel Klampok. Habibi sebelumnya sempat dirawat di Puskesmas Wanadri 2, Jumat (22/1) pagi. Namun akhirnya nyawanya tidak tertolong karena DB yang dideritanya sudah terlanjur parah.
Muzyer yang merupakan Kaur Umum Desa Wanadri ini mengatakan selain anaknya yang meninggal dunia, istrinya juga terjangkit penyakit serupa. “Istri saya juga terkena. Namanya  Sri Hidayah usia 40 tahun. Sekarang sedang dirawat di RS Emmanuel dan kondisinya sudah mulai membaik

Jalan Lingkar Mewek- Grecol Makin Parah

Jalan Lingkar Mewek- Grecol Makin Parah                                         PURBALINGGA- Ruas jalan lingkar Mewek- Grecol Kecamatan Kalimanah dalam beberapa pekan terakhir dikeluhkan pengguna jalan. Selain kondisi jalan yang rusak akibat bergelombang dan mulai banyak lubang, juga ketika malam minim penerangan lampu jalan.
Indra (25) warga Grecol, Kalimanah yang setiap hari harus melalui ruas jalan kabupaten itu, mengaku harus ekstra hati- hati saat pulang malam. Selain kondisi jalan yang tidak rata, juga lubang menganga lebar.
Lokasi yang sangat terbuka dan sepi juga bisa menyulut potensi kriminalitas. Parahnya, ketika hujan tiba, jalan berlubang nyaris tak terlihat dan rawan kecelakaan, terutama bagi pengendara sepeda motor.
“Kalau siang juga harus terampil menghindar, karena jalanan ramai dan tidak terlalu lebar. Pemkab seharusnya bisa segera mengatasi kondisi ini, kasihan masyarakatnya,” ungkapnya, kemarin.
Pengguna jalan lainnya, Jumiati (35) warga Desa Sidakangen, Kalimanah  mengungkapkan, jalan tersebut satu- satunya pilihan ke tempat kerjanya.
Saat itu lubang tidak terlalu parah. Ketika intensitas hujan mulai tinggi dan sering, lubang tambah parah. Kemungkinan banyaknya kendaraan bermuatan berat terlalu banyak yang menggunakan jalan ini.  tanya.
“Lebih baik truk bermuatan berat dan kemungkinan menyebabkan kerusakan dirazia saja dan dilarang melewati jalan ini. Karena tak hanya siang, malam juga kendaraan bermuatan besar kerap lewat,” ungkapnya.
Kasatlantas Polres Purbalingga, Ipda Riyatnadi, mengaku telah melakukan survei jalan dengan Unit Dikyasa. Untuk mengurangi kerusakan lebih parah, Satuan Lalulintas sering mengadakan operasi penilangan di jalan tersebut.
“Kami telah lakukan langkah penanganan melalui kegiatan penindakan tilang. Namun truk dan kendaraan yang diduga melebihi tonase tetap membandel. Padahal jalan yang dilalui bukan kelas golongannya. Ini kemungkinan yang memperparah kerusakan selain dari faktor cuaca,” ungkapnya.
Pihaknya mengharapkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Purbalingga untuk segera menangani persoalan ini. Kemudian untuk Dinhubkominfo Purbalingga diharapkan bisa bekerjasama untuk menindak pengemudi yang bandel dengan muatan melebihi tonase kelas jalan.

Jumat, 15 Januari 2016

LEGALISIR DOKUMEN SEKOLAH STM YPT PURBALINGGA

PENGUMUMAN
INFORMASI DARI SEKOLAH DI BERITAHUKAN KEPADA SELURUH ALUMNI STM YPT PBG. MOHON DUKUNGAN DAN PARTISIPASINYA.

Rehab Dua Pasar Dianggarkan Rp 13,2 M

BANJARNEGARA –  Dua pasar tradisional di Banjarnegara bakal direhab tahun 2016 ini. Pasar yang direhab dengan anggaran Rp 13,2 miliar dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah Pasar Purwonogoro dan Pasar Karangkobar.
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM, Hari Arumbinoko mengatakan, rehab kedua pasar tersebut hanya fokus pada pembenahan los. Sehingga, nantinya pedagang yang saat ini menempati los bakal pindah ke pasar darurat utnuk sementara waktu.
“Yang direhab hanya los, kios tidak termasuk. Karena tahun ini Pemkab Banjarnegara memang hanya mendapat jatah dua pasar,” ujarnya saat sosialisasi dengan pedagang Pasar Purwonegoro di Aula Balai Desa Purwonegoro, Kamis (14/1).
Saat ini, lanjutnya kedua proyek tersebut masih dalam tahap lelang. Hari merinci anggaran Rp 13,2 miliar dibagi dua pasar. Yakni Pasar Karangkobar Rp 9,8 miliar serta pasar Purwonegoro Rp 3,4 miliar. “Anggaran untuk Pasar Karangkobar lebih besar karena jumlah pedagang yang menempati los di pasar lebih banyak yakni sekitar 900 pedagang. Sedangkan di Pasar Purwonegoro sekitar 125 pedagang,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa Purwonegoro Renda Sabita Noris menyambut baik pembenahan los tersebut. Dengan pembenahan los diharapkan pasar semakin ramai karena lebih bersih dan tertata. Seperti jenis dagangan maupun saluran airnya.
“Jadi nanti jenis dagangan akan dikelompokkan. Mislanya buah-buahan sendiri kain-kain sendiri dan seterusnya. Ini akan memudahkan pembeli. Dan jika kondisi pasar bersih maka pembeli pun akan nyaman,” terangnya.
Untuk pasar darurat, rencananya akan ditempatkan di pasar ikan yang tak jauh dari Pasar Purwonogoro. Selain itu, Renda menambahkan dengan pembenahan los pasar juga diharapkan bisa  menampung pedagang yang selama ini berjualan di depan pasar.
“Prioritas memang pedagang yang menempati los pasar tradisional saat ini yang berjumlah sekitar 125 pedagang. Tetapi nanti setelah ada pembenahan los akan menampung sekitar 180 pedagang. Jadi yang selama ini berjualan di depan pasar bisa ikut masuk ke dalam pasar,” tambahnya.

Kamis, 14 Januari 2016

Nenek Terlantar Gegerkan Warga


Nenek Terlantar Gegerkan Warga                                                        BANJARNEGARA – Seorang nenek berusia sekitar 80 tahun  terlantar di sekitar Jalan Pemuda, Rabu (13/1). Karena tidak mampu berkomunikasi, perempuan lanjut usia tersebut menjadi kerumunan warga sekitar.
Bahkan, nenek  yang belakangan diketahui merupakan warga Desa Gumiwang, Kecamatan Bawang ini terlihat sakit di bagian tangan sebelah kanan. Menurut Yanto, tukang becak yang mangkal di kawasan Jalan Pemuda, keberadaan nenek tersebut baru diketahui Rabu (13/1) kemarin.
”Nenek itu tergeletak dan tidak berdaya di trotoar Jalan Pemuda atau tepatnya di gedung Aisyah. Kemudian saya bawa ke Lucky optic untuk berteduh,” jelasnya.
Meski demikian, Yanto mengaku tidak mengetahui arah datangnya nenek yang hanya mengenakan daster batik dan jaket warna merah muda itu. Namun saat dirinya menanyakan ke  warga sekitar, tidak satu pun yang mengenali nenek yang tak mampu menyebutkan namanya itu.
“Tadinya ada yang menanyakan ke pemukiman-pemukiman sekitar, jika ada yang mengenali  untuk dijemput,” ujarnya. Kasi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) Banjarnegara, Teguh Haryono, awalnya mengaku kesulitan untuk memulangkan nenek tersebut, karena tidak bisa berkomunikasi.
Melihat kondisi fisik yang lemah, akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarnegara. “Kami sudah menggunakan bahasa isyarat pun tidak menjawab. Itu yang membuat kami bingung. Beruntung ada keluarga yang mencari di rumah sakit, akhirnya bisa dipulangkan,” ujarnya.
Teguh menambahkan, jika tetap tidak ada yang mencari nenek tersebut, pihaknya akan membawanya ke panti Pamardi Raharjo di Pucang, Kecamatan Bawang.
Hal ini dilakukan setelah kondisi fisik dinyatakan sehat. “Panti itu milik pemerintah provinsi, tetapi sudah ada kerjasama dengan dinas. Jadi misalnya tidak ada yang jemput dari keluarganya, bisa di panti terus,” imbuhnya. 

Selasa, 12 Januari 2016

Warga Purbayasa Tunggu Langkah Pabrik Kayu

Belum Lepas Atribut Aksi
PURBALINGGA- Kondisi Desa Purbayasa Kecamatan Padamara relatif tenang pasca konflik antara CV Purbayasa dengan masyarakat karena dugaan pencemaran air dan udara. Namun demikian, usai ada kesepakatan damai, atribut aksi berupa spanduk, seruan di lingkungan pabrik dan jalan masih belum dilepas.
Kepala Desa Purbayasa, Tarno mengaku jika belum dilepasnya atribut itu oleh warga karena dinilai masih wajar. Warga masih menunggu dan melihat langkah pabrik merealisasikan kesepakatan itu. “Dalam klausul kesepakatan damai antara CV Purbayasa dengan perwakilan masyarakat Purbayasa, selambatnya seminggu usai tandatangan kesepakatan. Jadi saat ini masih terpampang di lingkungan tidak masalah,” jelasnya, Selasa (12/1).
Kades juga mengakui belum ada laporan lagi soal adanya dugaan pencemaran pabrik. Namun dari selentingan warga, masih ada yang melihat ada polusi. Hanya saja, karena masing- masing sudah menyepakati, maka saling memantau dan mengawasi.
“Harapan kami dan warga, perusahaan juga konsekuen dan segera menindaklanjuti kesepakatan itu. Sehingga warga menyambut  itikad baik itu. Tidak ada persoalan lagi dalam beberapa waktu ke depan,” tambahnya.
Seperti diketahui, rapat audiensi lanjutan persoalan CV Purbayasa dengan warga Desa Purbayasa Kecamatan Padamara akhirnya mencapai antiklimaks. Kedua pihak sepakat berdamai dengan disaksikan pejabat dinas dan pemkab di ruang rapat Ketua DPRD Purbalingga, Jumat (8/1) lalu. Dalam kesepakatan bersama itu tertuang sejumlah konsekuensi yang mengikat dan pabrik serta warga siap menjalankannya.
Isi kesepakatan itu diantaranya mengatur selambatnya 6 bulan setelah penandatanganan kesepakatan ini sudah ada perbaikan instalasi pengolah limbah, serta pemindahan cerobong. CV Purbayasa juga harus memberikan CSR, komunikasi yang baik dengan masyarakat dan tidak mempekerjakan buruh wanita di atas pukul 24.00.
Kemudian jika dalam waktu 1 x 24 jam muncul persoalan seperti sebelumnya dan tidak bisa diatasi, maka pabrik wajib menutup usahanya selama 2 x 24 jam sebagai jeda perbaikan sampai dengan selesainya permasalahan yang dilaporkan.
Diberitakan sebelumnya, warga kembali melakukan aksi ke CV Purbayasa soal masih adanya pencemaran. Bahkan PJ  Bupati sempat menyarankan pabrik menutup operasional selama waktu yang tidak ditentukan. Kemudian warga mengadu ke DPRD untuk melakukan audiensi dan dewan juga memanggil manajemen CV Purbayasa untuk kemudian muncul kesepakatan damai bersama.

SUDAH SIAPKAH KITA KAYA?

        
Foto: SUDAH SIAPKAH KITA KAYA?

“Dan jika Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” [42.27]

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, kalau saja Allah memberikan mereka rezeki yang melebihi kebutuhan mereka, pastilah hal itu akan membawa mereka untuk berbuat melampaui batas dan bertindak sewenang-wenang, sebagian mereka terhadap sebagian yang lain dengan penuh kekejian dan kecongkakan. Allah memberikan rezeki kepada mereka dari apa yang telah Dia pilihkan untuk mereka, sesuatu yang mengandung kemaslahatan untuk mereka. Maka Dia memberikan kekayaan kepada orang yang berhak untuk mendapat kekayaan dan akan memberikan kemiskinan kepada orang yang berhak untuk mendapatkannya.

Mungkin kita belum juga mendapatkan rezeki yang melimpah karena kita memang belum berhak untuk kaya. Mungkin kita belum siap menjadi kaya, karena bisa saja jika kita mendapatkan rezeki yang lebih banyak dari yang kita miliki sekarang, justru akan membuat kita melampaui batas, berbuat maksiat, congkak, dan menjauhkan diri kita kepada Allah.

Jika menurut Robert T Kiyosaki, untuk menjadi kaya, langkah awal setelah melek finansial ialah dengan memperluas realitas (kapasitas) kita. Kapasitas yang dimaksud oleh Robert ialah kapasitas pemikiran. Tetapi ternyata, bukan hanya kapasitas pemikiran yang perlu kita perbesar, tetapi juga kapasitas ruhiah kita. Kita harus terus meningkatkan kapasitas ruhiah kita sehingga kita siap untuk diberikan rezeki yang lebih banyak tanpa harus melampau batas atau kita berhak menjadi orang kaya.

Marilah kita melihat kebelakang, instropeksi diri sejauh mana kapasitas ruhiah kita. Marilah kita teliti niat kita dalam mencari rezeki, sidahkah niat kita ikhlas? Sudahkah niat kita hanya mencari keridhaan Allah, sudahkah niat kita mencari rezeki untuk menunaikan kewajiban menafkahi keluarga? Sudahkan niat kita mencari rezeki untuk menegakkan kalimat tauhid di muka bumi? Mungkin saja, kita mencari rezeki agar mendapatkan penghormatan dari orang lain. Mungkin saja, kita mencari rezeki untuk bersikap sombong terhadap orang lain? Mungkin saja, kita mencari rezeki untuk melakukan kemaksiatan? Marilah kita berlindung kepada Allah dari perbuatan seperti ini.

#TIPS #motivasi 

Butuh Bisnis yang:

1. Bisa dijalankan 100% online
(tanpa tinggalkan keluarga, tanpa habiskan waktu dijalan & pertemuan)
2. Bisa dikerjakan bersama-sama sebagai "Bisnis Keluarga"
3. Mudah di DUPLIKASI oleh siapapun.
4. Memiliki potensi memberikan PASSIVE INCOME dikemudian hari.
5. Bisa di WARISKAN ke anak/ istri TANPA mereka harus pusing memahami & menjalankan bisnis kita.
6. Memiliki SUPPORT SYSTEM canggih untuk akselerasi bisnis yang lebih cepat

Insya Allah Cocok www.pasutrijos.com/peluang

KONTAK:

WA: 081227934581
BB: 7479044A
info Produk: www.pasutrijos.com
info peluang: www.pasutrijos.com/peluangSUDAHKAH KITA SIAP KAYA ????

“Dan jika Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” [42.27]

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, kalau saja Allah memberikan mereka rezeki yang melebihi kebutuhan mereka, pastilah hal itu akan membawa mereka untuk berbuat melampaui batas dan bertindak sewenang-wenang, sebagian mereka terhadap sebagian yang lain dengan penuh kekejian dan kecongkakan. Allah memberikan rezeki kepada mereka dari apa yang telah Dia pilihkan untuk mereka, sesuatu yang mengandung kemaslahatan untuk mereka. Maka Dia memberikan kekayaan kepada orang yang berhak untuk mendapat kekayaan dan akan memberikan kemiskinan kepada orang yang berhak untuk mendapatkannya.

Mungkin kita belum juga mendapatkan rezeki yang melimpah karena kita memang belum berhak untuk kaya. Mungkin kita belum siap menjadi kaya, karena bisa saja jika kita mendapatkan rezeki yang lebih banyak dari yang kita miliki sekarang, justru akan membuat kita melampaui batas, berbuat maksiat, congkak, dan menjauhkan diri kita kepada Allah.

Jika menurut Robert T Kiyosaki, untuk menjadi kaya, langkah awal setelah melek finansial ialah dengan memperluas realitas (kapasitas) kita. Kapasitas yang dimaksud oleh Robert ialah kapasitas pemikiran. Tetapi ternyata, bukan hanya kapasitas pemikiran yang perlu kita perbesar, tetapi juga kapasitas ruhiah kita. Kita harus terus meningkatkan kapasitas ruhiah kita sehingga kita siap untuk diberikan rezeki yang lebih banyak tanpa harus melampau batas atau kita berhak menjadi orang kaya.

Marilah kita melihat kebelakang, instropeksi diri sejauh mana kapasitas ruhiah kita. Marilah kita teliti niat kita dalam mencari rezeki, sidahkah niat kita ikhlas? Sudahkah niat kita hanya mencari keridhaan Allah, sudahkah niat kita mencari rezeki untuk menunaikan kewajiban menafkahi keluarga? Sudahkan niat kita mencari rezeki untuk menegakkan kalimat tauhid di muka bumi? Mungkin saja, kita mencari rezeki agar mendapatkan penghormatan dari orang lain. Mungkin saja, kita mencari rezeki untuk bersikap sombong terhadap orang lain? Mungkin saja, kita mencari rezeki untuk melakukan kemaksiatan? Marilah kita berlindung kepada Allah dari perbuatan seperti ini.

Tanda-Tanda Sirkulasi Darah Dalam Tubuh Anda Buruk

Peredaran atau sirkulasi darah selalu berkerja terus tanpa berhenti dengan mengangkut lebih dari 5 liter darah setiap saat. Sirkulasi darah yang terjadi itulah yang membuat semua organ tubuh manusia dapat berfungsi dengan normal. Semua nutrisi yang dibawa dapat diterima dengan baik dan juga produksi bagian hormon dan juga suhu tubuh menjadi normal. Namun sebaliknya, jika sirkulasi darah di dalam tubuh tidak berjalan normal maka orang akan menjadi lebih mudah terkena berbagai macam penyakit. Untuk itulah sangat disarankan untuk mengetahui beberapa tanda yang menunjukkan adanya gangguan pada sirkulasi darah. Karena hal ini dapat mencegah terjadinya penyakit jantung, otak, ginjal hati dan lainnya. Untuk itu berikut ini adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa sirkulasi darah di dalah tubuh tidak normal.

Tangan dan kaki terasa dingin

Peredaran darah yang buruk dapat membuat suhu tubuh menjadi menurun secara drastis, terutama pada bagian ujung tubuh seperti pada bagian tangan dan juga kaki.

Bengkak pada tangan maupun kaki

Selain dapat membuat suhu tubuh menurun, tangan dan juga kaki akan sering mengalami pembengkakan dikarenakan buruknya kerja ginjal. Terjadinya penumpukan cairan di kaki dan juga tangan sehingga terlihat membesar dan juga membengkak.

Kelelahan

Kurangnya pasokan oksigen dan juga nutrisi di seluruh tubuh, akan membuat otot menjadi mudah untuk kelelahan. Selain itu juga napas akan menjadi pendek dan rasa sakit pada otot dan juga kurangnya tenaga.

Disfungsi ereksi

Bagi anda kaum pria, ternyata terjadinya disfungsi ereksi juga menjadi sebuah pertanda bahwa sirkulasi atau peredaran darah di dalam tubuh anda mengalami masalah atau buruk.

Masalah pada pencernaan

Kurangnya suplai nutrisi yang diakibatkan oleh buruknya sirkulasi darah seseorang dapat mengikibatkan masalah pada organ pencernaan.

Menurunnya fungsi otak

Gangguan konsentrasi atau menurunnya fungsi otak, pusing dan beberapa gejala lainnya juga dapat disebabkan oleh buruknya sirkulasi darah anda.

Sistem imun lemah

Kemampuan tubuh untuk melawan berbagai macam penyakit akibat menurunnya pasokan oksigen dan juga nutrisi yang cukup akan membuat orang menjadi mudah untuk terserang penyakit.

Menurunnya nafsu makan

Rasa lapar yang dikirimkan oleh organ hati ke otak akan menjadi lemah dan juga lambat, karena tidak adanya sirkulasi darah yang mencukupi. Sehingga akan membuat anda menjadi kehilangan nafsu makan.

Kulit menjadi biru/memar

Warna kulit yang berubah diakibatkan jalannya oksigen yang tidak lancar sampai ke beberapa bagian tubuh. Hasilnya akan membuat kulit menjadi terlihat lebih pucat, membiru dan memar.

Longsor, 24 Jam Desa Pesangkalan Terisolir

Longsor menutup jalan satu-satunya menuju Desa Pesangkalan Kecamatan Pagedonganx                                                                          BANJARNEGARA – Hujan lebat yang mengguyur Kecamatan Pagedongan Minggu (10/1) menyebabkan longsor di Dusun Banjara, Desa Pesangkalan, Kecamatan Pagedongan. Akibat longsor yang menimbun seluruh badan jalan, selama satu hari kemarin, Desa Pesangkalan terisolir. Jalan satu-satunya menuju Desa Pesangkalan baru bisa dibuka Senin (11/1) sore, setelah ratusan warga dibantu alat berat dikerahkan.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Catur Subandrio mengatakan, pihaknya menerjunkan 50 orang untuk membersihkan material longsor. BPBD dibantu warga, anggota Kodim 0704 Banjarnegara dan Polsek Pagedongan bahu-membahu menyingkirkan material longsor. “Alat berat juga diturunkan untuk membersihkan material longsor,” jelasnya.
Keberadaan alat berat sangat membantu proses evakuasi material longsor. Sebab tak hanya tanah yang menutup badan jalan, namun juga batu besar dan pohon yang tumbang. “Kerja bakti dilakukan sejak pagi dan baru selesai pada sore harinya,” paparnya.
Kapolres Banjarnegara, AKBP Wika Hardianto SH SIk melalui Paur Humas, Ipda Basuki mengatakan, longsor terjadi sekira pukul 18.00 WIB. “Saat itu memang sedang hujan lebat. Sehingga memicu lereng yang berada di atas jalan longsor. Kejadiannya sekitar Mahrib tapi kita terima laporan sekitar jam delapan malam,” jelasnya.
“Dua orang yang memberikan keterangan ke kita yaitu Budi Prayitno Sekdes Pesangkalan dan Sigit Purmanto. Keduanya warga RT 4 RW 3 Desa Pesangkalan,” jelasnya.
Menyusul banyaknya longsor yang terjadi akhir-akhir ini, dia meminta agar warga lebih waspada. “Bagi yang tinggal di sisi lereng atau tebing hendaknya waspada saat hujan lebat turun dalam jangka waktu beberapa jam. Demikian pula dengan yang sedang berkendara saat hujan. Kalau bisa menghindari daerah yang rawan longsor,” pintanya

Sabtu, 09 Januari 2016

Anggaran Rehab Terminal Batur Kurang

Anggaran Rehab Terminal Batur Kurang                                                                                                                 BANJARNEGARA – Keruwetan lalu lintas membuat jalan di depan Pasar Batur macet. Kemacetan menjadi pemandangan yang lazim terjadi di pusat perekonomian di wilayah atas  Banjarnegara. Penyebabnya, hingga saat ini pasar tersebut tidak dilengkapi terminal.
Pengamatan Radarmas, Jumat (8/1), kendaraan angkutan penumpang dan barang memanfaatkan badan jalan menjadi terminal bayangan. Hal ini menyebabkan luas badan jalan jalan yang bisa dilewati menjadi lebih sempit. Sehingga terjadi kemacetan.
Anggota DPRD Kabupaten Banjarnegara dari Dapil V (Wanayasa, Batur, Karangkobar dan Pejawaran), Siti Mudriati mengatakan setiap hari pasar tersebut selalu ramai. Sehingga banyak pembeli yang lalu lalang di sekitar pasar. Banyaknya pengunjung, otomatis menambah banyak kendaraan yang hilir mudik di sekitar area pasar Kondisi ini memicu kemacetan. Terlebih saat hari pasaran yaitu Pahing dalam penanggalan Jawa.
“Kalau lagi hari pasaran pasti macet. Sudah pasti. Dari jam sembilan sampai sore,” tandasnya.
Kepala Bidang Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Banjarnegara, Adi Setyanto mengatakan kemacetan di depan Pasar Batur ini dipicu
ketiadaan terminal. Sebab terminal lama telah dibongkar dan digunakan untuk perluasan
pasar dan area parkir mobil. Sedangkan terminal baru belum dibangun. Karena belum ada terminal baru maka awak angkutan memanfaatkan badan jalan untuk ngetem atau
menunggu penumpang.
Namun dia optimis, pembangunan terminal baru ini akan segera terealisasi. “Sekarang
sudah dalam tahapan DED,” jelasnya.
Dikatakannya, untuk pembangunan terminal baru ini akan dimulai pada tahun ini. Dananya berasal dari Bantuan Keuangan Provinsi senliai Rp 2 miliar. Dana tersebut tidaklah mencukupi untuk membangun terminal hingga finish. Namun  hanya digunakan untuk tahap pertama. Selanjutnya, kekurangan anggaran akan kembali diajukan ke provinsi.
Adi membenarkan jika lalu lintas di depan Pasar Batur macet. Namun kondisi ini hanya terjadi setiap hari pasaran atau pahing. Sedangkan pada hari-hari biasa, kondisi lalu lintasnya lebih lancar

Setahun, Purbalingga Dikunjungi 1,5 Juta Wisatawan


FTA_pengunjung goa lawa4PURBALINGGA – Selama satu tahun lalu, wisatawan yang mengunjungi sejumlah objek wisata di Kabupaten Purblaingga mencapai 1,579 juta orang lebih. Jumlah tersebut naik sebanyak 200 ribu wisatawan, dibandingkan tahun 2014, yang hanya mencapai 1,319 juta lebih.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga Drs Subeno SE MSi mengatakan, selama 2015, kunjungan wisatawan ke sejumlah daya tarik wisata di Purbalingga mencapai 1.579.098 orang.
Kunjungan terbanyak berasal dari wisatawan lokal. Sedangkan, kunjungan wisatawan mancanegara tercatat hanya 203 orang.  “Dengan jumlah capaian kunjungan ini, Kabupaten Purbalingga memberikan sumbangan kunjungan wisatawan terbesar ke empat  se Jawa Tengah,” ujarnya, kemarin (8/1).
Dia mengklaim, dibanding kabupaten di wilayah eks Karesidenan Banyumas, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Purbalingga masih jauh lebih banyak dibandingkan daerah lainnya.
“Dari jumlah kunjungan wisatawan selama 2015, sumbangan terbesar masih dipegang oleh Owabong Water Park yang mencapai lebih dari 800 ribu wisatawan, kemudian Sanggaluri Park 229.695 orang, Goa Lawa 52.050 orang, Taman Wisata Pendidikan Purbasari Pancuranmas 114.598 orang,” jelasnya.
Selain itu, Kolam renang Tirto Asri Walik 89.968 orang, Buper Munjuluhur 34.756 orang, wana wisata Serang (6.196), Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman (10.191), Pendakian Gunung Slamet (6.971), Agro wisata Lembah Asri Serang (221.4800, serta Desa wisata Panusupan termasuk didalamnya Petilasan Ardi Lawet mencapai (14.063).
Dia mengungkapkan, masih ada data kunjungan wisatawan yang belum masuk ke Dibudparpora. Yakni, Usman Janatin City Park, pemandian alami Karangcegak, dan sejumlah desa wisata lainnya.
“Dengan kunjungan wisatawan yang meningkat, tidak saja berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) utamanya obyek yang dikelola oleh Dinbudparpora, tetapi juga pada pergerakan ekonomi masyarakat Purbalingga,” imbuhnya.
Subeno menambahkan, wisata minat khusus seperti pendakian Gunung Slamet ternyata sangat luar biasa peminatnya. Pada tahun 2015 saja, ketika pendakian Gunung Slamet baru dibuka mulai 15 September, tercatat hingga 31 desember sudah dikunjungi 6.971 orang. Dari target PAD Rp 14 juta, bisa tercapai 28 juta, atau melebihi 100 persen.
“Pada tahun 2016 ini saja, untuk pendakian Gunung Slamet dari target Rp 14 juta, sudah tertutup Rp 16 juta. Pendapatan itu tercapai hanya dalam waktu tiga hari saja, yakni pendakian antara tanggal 1 hingga 3 Januari 2016,”

Jumat, 08 Januari 2016

Disiapkan Akses Jalan Tembus ke Kebun Raya Baturraden

                                           Pemerintah Provinsi Jateng dan Pemkab Banyumas tengah menjajaki kerjasama pembuatan akses jalan atau jalan tembus dari Lokawisata Baturraden (milik pemkab) menuju Kebun Raya Baturraden (dikelola provinsi). Jika teralisasi, akses jalan lebih dekat, lebih mudah dan bisa menambah referensi wahana wisata dan daya tarik tersendiri bagi pengunjung lokawisata di kompleks kawasan wisata terpadu lereng Gunung Slamet ini.
Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Asekbangkesra) Setda Banyumas, Didi Rudwiyanto mengatakan, penjajakan kerjasama itu dibahas dalam rapat bersama yang melibatkan kedua belah pihak, Kamis (7/1). Rapat melibatkan pihak Bakorwil III, dinas kehutanan provinsi, dinas pariwisata dan pengelola Kebun Raya Baturraden. “Ini baru masuk tahap pembahasan awal rencana pembuatan jalan akses menuju Kebun Raya Baturraden. Ini nanti akan masuk anggaran dari provinsi dan tahap awal pembuatan DED dulu,” katanya.
Akses jalan yang akan disiapkan, kata dia, panjang sekitar 650 meter dan lebar 6-8 meter, yang bisa dilalui kendaraan roda empat dan juga ada akses untuk parkjr. Lahan yang disiapkan dari lokawisata bagian timur komplek Pondok Slamet dan Bukit Bintang, yang masih masuk tanah milik Pemkab. Kemudian tembus ke Kebu Raya, diusahakan tidak membelah taman botani. “Yang masuk lahan kita (pemkab, red) ada sekitar 350 meter dengan lebar 6 meter. Sisanya nanti memakai lahan yang dikelola pihak Kebun Raya, karena masih diperbolehkan ada penebangan pohon untuk membuka akses jalan,” ujarnya.
Dikatakan, rencana pembuatan akses jalan tersebut adalah gagasan dari provinsi, sehingga pihaknya hanya membantu dan memfasilitasi. Rapat tersebut juga menindaklanjuti surat Gubernur ke Bupati terkait hal itu. “Anggarannya pakai provinsi. Tahun ini di APBD induk fokus pada DED-nya, harapannya pada APBD perubahan bisa dibangun,” katanya.
Dia mengatakan, setelah akses tersebut terealisasi, baru akan dilakukan penjajakan kerjasama untuk menajemen paket wisata dengan model tiket terusan. Wisatawan yang berkjunjung ke lokawisata nanti juga akan lebih leluasa untuk menikmati pilihan wahana yang ada. Semula hanya 17 ha di lokawisata bisa bertambah sampai 150 ha di lokasi Kebun Raya.
Kabid Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Banyumas, Deskart Djatmiko, mengatakan, harapannya tidak hanya akses jalan dari lokawisata saja yang dibuka. Namun jalan raya sampai ke Pratin Purbalingga lewat Kebun Raya dan hutan pinus milik Perhutani Banyumas Timur yang rusak parah ikut diperbaiki. “Yang rusak parah ada sekitar 12 km setelah Kebun Raya ke atas sampai ke Pratin. Kalau jalannya halus dari Semarang bisa hemat 24 km lewat Pemalang-Purbalingga, tidak perlu lewat jalur tengah Wonosobo, sehingga minat kunjangan ke Kebunraya dan lokawisata dari wilayah utara akan meningkat,” katanya menggambarkan.

Pria Baya Hidup Sendiri di Gubuk Mungil

                                                                     BANYUMAS-Di sebuah rumah tidak layak huni dengan ukuran 1,5 x 2 meter yang terbuat dari bambu, Yasidi (80) warga RT 6 RW 7 Desa Langgongsari Kecamatan Cilongok hidup memprihatinkan selama puluhan tahun.
Setiap hari, Yasidi yang hidup sendirian hanya mengandalkan bantuan dari warga sekitar.  Yasidi mengaku mempunyai tiga anak yang selama ini kurang mengurusnya, sehingga dia lebih memilih hidup sendirian dengan kondisi serba kekurangan.
Untuk makan, dia mengharapkan bantuan dari tetangga yang letaknya jauh dari rumahnya.  “Mau bagaimana lagi, saya jalani seperti ini walaupun kondisinya serba terbatas. Rumah yang sempit untuk tidur, masak, dan kegiatan lain,”ujarnya.
Tetangga Yasidi, Darsim (50) mengatakan, kehidupan  kakek Yasidi membuat warga iba. Namun saat ini warga hanya bisa memberikan bantuan berupa makan sehari-hari. Saat akan direhab rumahnya, Yasidi menolak karena tidak ingin merepotkan warga.
“Dia bilang rumahnya sudah cukup untuk dirinya sendiri. Saat akan direhab warga, malah bilang tidak usah, gak mau merepotkan. Sehingga warga hanya membantu kebutuhan setiap hari seperti makan,”katanya.
Perwakilan Gerak Sedekah Banyumas Raya, Dede Cahyono yang juga sebagai koordinator mengatakan, setelah mendapat laporan dari warga setempat, dia langsung mengadakan survei dan ternyata kakek Yasidi hidup di rumah yang tidak layak.Diaa kemudian berkoordinasi dengan teman-temannya di GSBR untuk merehab rumah Yasidi. 

Selasa, 05 Januari 2016

Transmigran Asal Purbalingga Batal Diberangkatkan

                                                      Sebanyak 10 KK transmigran dari Kabupaten Purbalingga ke 2 kabupaten lokasi transmigrasi di luar Jawa tahun 2015 batal diberangkatkan.
Pemkab batal mengirim transmigran ke Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) di dua daerah itu karena pertimbangan kemanusiaan. Dua lokasi itu dinilai tidak layak menjadi lokasi transmigrasi.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Ngudiarto mengatakan, tahun 2015 Kabupaten Purbalingga mendapatkan alokasi transmigran 10 KK di dua wilayah tersebut.
“Yakni lima keluarga ke Sumbawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan lima keluarga ke Bengkulu Utara, Bengkulu,” katanya kepada wartawan.
Namun karena alasan kemanusiaan, pihaknya batal memberangkatkan transmigran di dua wilayah tersebut. Sebab tujuan memberangkatkan transmigran adalah memberikan kehidupan lebih baik.
“Sementara dari hasil penelusuran kami ke dua lokasi tersebut, ternyata tidak layak untuk transmigran dari Purbalingga,” jelasnya.
Kabupaten Sumbawa Timur, katanya, merupakan daerah yang rawan kekeringan. Selain itu, kondisi sosial masyarakat Sumbawa Timur juga dinilai tidak mendukung untuk transmigran dari Purbalingga.
“Sedangkan di Bengkulu Utara, akses transportasinya sangat susah. Harus melalui perjalanan 12 jam lebih melalui laut ke kabupaten terdekat. Itu pun kapal Feri yang beroperasi hanya dua kali selama satu pekan,” tuturnya.
Untuk itu, Dinsosnakertrans memilih untuk tidak mengirimkan transmigran di tahun 2015.

Sabtu, 02 Januari 2016

1.060 Pendaki Rayakan Tahun Baru di Slamet

FTA_pendaki di pos Bambangan                                                          PURBALINGGA – Dibukanya kembali jalur pendakian Gunung Slamet, melalui Pos Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, dimanfaatkan betul oleh para pendaki, dalam momen pergantian tahun 2016. Dari data di Pos Bambangan, 1.060 pendaki merayakan malam pergantian tahun, di puncak Gunung Slamet, yang memiliki ketinggian 3.428 mdpl ini.
Kepala Bidang Pariwisata, Dinbudparpora Kabupaten Purbalingg Ir Prayitno MSi mengatakan, sebagian besar pendaki tersebut berasal dari Bekasi, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bandung, dan sejumlah kota lain di Jateng, Jabar dan Jatim. “Selain itu juga ada 12 pendaki dari luar negeri, masing-masing dari Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam,” katanya, kemarin (1/1).
Dia menambahkan, para pendaki mulai membanjiri pos pendakian di Dukuh Bambangan, Kamis (31/12) pagi.  “Mereka kebanyakan datang secara berombongan. Dalam satu grup ada lima hingga sepuluh orang. Bahkan ada yang 20 orang. Namun juga ada yang datang dua orang dalam satu kelompoknya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, semua pendaki kami data di pos Bambangan. “Setiap ketua kelompok juga kami wajibkan meninggalkan identitas  berupa KTP atau SIM serta nomor kontak,” katanya.
Dia menjelaskan, petugas di posko Bambangan yang dibantu dari SAR Purbalingga, serta relawan Gunung Slamet juga membagikan lembaran informasi berupa jalur pendakian. Serta tata cara dan larangan selama melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet.
“Lembar informasi ini untuk memberi kemudahan bagi para pendaki yang hendak menuju puncak. Jika terjadi sesuatu pada rombongannya, bisa segera mengontak pada nomor kontak yang tertera dalam lembaran tersebut,” ujarnya.
Prayitno menambahkan, kondisi puncak Gunung Slamet lumayan dingin dan sesekali terjadi hujan. Para pendaki diminta waspada terhadap serangan hipotermia dan jalan setapak yang licin.
Dia juga mengungkapkan, dalam beberapa hari terakhir, terjadi beberapa insiden. Beberapa pendaki telah melaporkan ke petugas dan SAR di Bambangan dan meminta evakuasi karena kedinginan atau jatuh terkilir.
“Sejak tanggal 27 Desember hingga 31 Desember, tercatat ada tujuh pendaki yang meminta dievakuasi dari beberapa pos. Dua orang mengalami hipotermia, tiga orang jatuh patah tulang dan dua orang mengalami pingsan

Jumat, 01 Januari 2016

Berenang, Pengunjung Curug Gumawang Tenggelam

Foto: istimewa                                                   BANYUMAS  Pengunjung Curug Gumawang, Desa Kemawi, Kecamatan Somagede, Agus (25) warga Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh dilaporkan tenggelam, Jumat (1/1) sore sekitar pukul 16.00 WIB. Sampai malam ini tim gabungan masih melakukan upaya pencarian korban di sekitar curug.
Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas, Ady Chandra, yang turut dalam upaya pencarian mengatakan korban datang bersama tiga rekannya. Saat sedang berenang di sekitar curug korban tenggelam. Kemudian rekannya melaporkan peristiwa itu kepada pihak terkait.
“Kolam di sekitar curug ini memiliki diameter sekitar empat meter dengan kedalaman yang bervariasi antara empat sampai tujuh meter. Sampai saat ini kami masih melakukan upaya pencarian, namun belum membuahkan hasil,” jelas dia.
Dia mengatakan upaya pencarian melibatkan seluruh pihak terkait, antara lain dari unsur polisi, TNI, Tagana, Serayu Rescue. Upaya pencarian juga dibantu masyarakat yang mengetahui kondisi di sekitar curug.

Wara-wiri Banyumas-Jakarta demi Bahasa Ngapak

                                                             Sejumlah majalah berbahasa Jawa tetap bertahan di tengah pasang-surut industri media massa cetak. Majalah Ancas adalah salah satunya. Memilih konsisten dengan ragam ngapak, majalah ini ingin meneguhkan kebanggaan masyarakat Banyumas pada bahasa panginyongan.
RAUT wajah Pudjo Sumedi (67) tampak sumringah setelah menerima Penghargaan Bahasa dan Sastra Prasidatama 2015 dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah untuk kategori Tokoh Pegiat Bahasa dan Sastra Jawa, di Universitas Diponegoro (Undip) kampus Tembalang, Semarang, baru-baru ini. Perjuangannya bersama sejumlah orang di Yayasan Carablaka semenjak lima tahun lalu tidak sia-sia. Bahasa ngapakyang kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat Jawa kebanyakan ternyata mendapat perhatian dari pemerintah. ”Masyarakat Banyumas harus punya kebanggaan pada bahasa Jawa ngapak. Tradisi tulis ragam dialek ini masih sangat minim, karena selama ini berkiblat ke Solo dan Yogyakarta. Ancas ingin menjembatani hal itu,” kata mantan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Jakarta, itu. Harus pergi-pulang Jakarta-Banyumas setiap pekan tak menyurutkan langkah bapak empat anak dan 13 cucu ini untuk mengurus majalah yang terbit kali pertama pada 6 April 2010 itu.
Setiap Senin, ia harus mengajar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, sedangkan Selasa hingga Kamis ia mengajar di Pascasarjana Uhamka. Kereta Purwokerto-Jakarta tak ubahnya kamar tidur bagi pria yang tinggal di Jalan Pramuka No 20 Banyumas ini. Di sela kesibukan dan wara-wiri itu, ia menyempatkan diri menulis untuk majalah yang untuk kebutuhan editing dan pracetak ditangani oleh lima orang tersebut. Melobi Bupati Sastrawan Ahmad Tohari merupakan pemimpin redaksi di majalah dengan slogan ”Kalawerta Panginyongan” tersebut, sedangkan Pudjo adalah pemimpin umum. Dengan tiras per bulan 3.500 eksemplar, Ancas memiliki area distribusi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. Setiap bulan, pengelola juga memenuhi permintaan pengiriman ke Semarang, Bali, Kalimantan, Papua, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Lampung. Untuk mencapai tiras dan area edar tersebut, Pudjo mengaku tidak mudah. Ia harus melobi sejumlah bupati dan dinas terkait. ”Memang pasar utama adalah dinas dan sekolah,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedubes RI untuk Arab Saudi pada 2000-2004 itu. Karena lobi itu pula, kantor Ancas yang ditempati saat ini merupakan pinjaman dari Bupati Banyumas.
Menurut Pudjo, memilih memakai bahasa Jawa ngapak bukan alasan untuk tidak mengikuti tren dan perkembangan terkini. Karena itu, pihaknya terus mengikuti berita terkini. ”Harian Suara Merdeka adalah salah satu referensi kami untuk menentukan topik utama,” kata dia. ”Bumi Nyukupi Pangane Menungsa” adalah laporan utama Ancas terbitan Oktober 2015 ini. Dalam rubrik ”Wigati” di halaman 4 dan 5 dipaparkan mengenai ”Pengetan Hari Pangan Sedunia, Madhang Ora Kudu Mangan Sega”.
Disebutkan antara lain, ”Anane pengetan Hari Pangan Sedunia taun kiye kudune bisa dadi pepeling lan kawigaten tumrap kabeh bangsa Indonesia… Angger ana wong kecingkrangan sing ora teyeng nyukupi kebutuhan pangan, pemrentah kudu bisa aweh pambiyantu…” (Peringatan Hari Pangan Sedunia tahun ini seharusnya bisa jadi pengingat dan perhatian untuk bangsa Indonesia… Setiap ada orang kesulitan dan tidak bisa mencukupi kebutuhan pangan, pemerintah harus bisa memberi bantuan). Majalah setebal 46 halaman itu memberi ruang memadai untuk sastra Jawa pada ”Cerkak”, ”Guritan”, dan ”Cerita Sesambung”, pembelajaran menulis aksara Jawa pada ”Sinau Aksara Jawa”, juga keluhan warga pada ”Urun Rembug”. Ada pula ”Cewilan Kamus Banyumas-Indonesia” yang memberi penjelasan arti kata dalam ragam bahasa Jawa ngapak. Pudjo menyatakan, untuk menggandeng lebih banyak kaum muda, Ancas tidak akan lelah berinovasi. ”Konten kami dekatkan dengan anak muda, seperti perwajahan dengan warna cerah dan foto yang menarik. Teks juga menjadi lebih sedikit karena halaman lebih dialokasikan untuk foto,” ujarnya.