Bendung Banjar Cahyana Kian Tak Terawat
BANJARNEGARA – Bendung Banjar Cahyana saat ini kian tak terawat. Padahal, bangunan peninggalan pemerintahan kolonial Belanda ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi obyek wisata. Namun, karena lama tidak terpakai, bangunan bersejarah tersebut kini nampak rusak.Bangunan terowongan air utama di bawah pintu bendungan hingga pintu keluar tertutup lumpur. Badan sungai dari pintu terowongan utama menuju pintu terowongan bawah sungai Merawu kurang lebih sepanjang 100 meter yang dulu selebar kurang lebih tiga meter, kini tinggal satu meter karena tertutup lumpur.
Ketua Pokdarwis Banjar Cahyana, Wiwin Purwo Setiono mengatakan, Bendung Banjar Cahyana yang terletak di wilayah Kelurahan Rejasa Kecamatan Madukara ini memiliki sejumlah keunikan. “Salah satu keunikan dari bendung ini adalah saluran irigasi sepanjang 200 meter yang dibuat melewati bawah Sungai Merawu. Jadi, sungai yang mengalir ada di bawah sungai,” katanya.
Dijelaskannya, Banjar Cahyana ini merupakan bangunan peninggalan Belanda yang diresmikan pada tahun 1912. “Pada masa kejayaannya, Bendung Banjar Cahyana yang mengambil air dari Sungai Serayu ini mampu mengairi area persawahan seluas 5500 ha dari Desa Banjar hingga Desa Cahyana di Kabupaten Purbalingga,” jelasnya.
Karena kondisi bangunan yang tidak terawat, pihaknya berharap bangunan itu dapat dikelola sebagai obyek wisata baru. Keinginan ini didasari pada potensi pemerintah segera melakukan upaya normalisasi. Termasuk, pembangunan jalan menuju lokasi yang hanya kurang beberapa meter.
Lurah Rejasa, Freyana Kusuma mengatakan, selain sejumlah perbaikan tersebut, akses jalan setapak menuju bendungan yang berada di bawah juga membutuhkan perbaikan. Rumput dan pepohonan yang tumbuh liar menutupi bangunan juga harus dibersihkan agar obyek utama terlihat bersih. Termasuk tulisan Bendung Tjahyana 1912 yang ada di dinding bendungan.
Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno mengatakan, Banjar Cahyana layak menjadi obyek wisata. Sebab memiliki keunikan yang tidak dimiliki tempat lain.
“Keunikan ini merupakan salah satu poin penting mengembangkan kepariwisataan,” ujarnya. Meskipun demikian, keunikan tidak akan ada artinya jika tidak disertai kebersihan dan keramahan penduduk sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar